Dahsyatnya Kalimat Positif Bagi Siswa (Dimuat di Jateng Pos, 17/07/ 2018)
Pernah memperhatikan, apa
yang dilakukan anak-anak yang masih kecil di rumah? Semua tergantung apa yang
dikatakan guru kepadanya. Seorang bapak pernah bercerita tentang anak bungsunya
berusia 6,5 tahun. Mendadak anaknya rajin membersihkan tempat tidurnya. Merapikan
bantal, guling, dan sprei. Suatu ketika ia memintanya bergegas, karena harus
segera berangkat sekolah. Bungsunya bilang, "Sebentar Yah, harus rapikan
tempat tidur dulu. Nanti biar ditulis di buku penghubung".
|
Begitulah, memang di buku
penghubungnya ada beberapa check list yang harus diisi dan ditandatangani guru
dan orang tua. Salah satunya soal, kegiatan merapikan tempat tidur tadi. Selain
itu, apakah makan siangnya habis atau sisa, apakah sholat 5 waktu, dan
item-item lainnya.
“Karena itu, para guru,
khususnya guru SD, perlu sering membisikkan kalimat-kalimat positif kepada
siswanya. Sebab siswa biasanya lebih manut apa kata gurunya, ketimbang
orang tuanya.” Demikian tutup bapak itu, pada cerita tentang anak bungsunya.
Disadari atau tidak,
pikiran dipengaruhi oleh kalimat-kalimat yang muncul di sekitar kita. Kalau
kita sering menggunakan kalimat-kalimat negatif, maka pikiran yang timbul dari
diri kita adalah pikiran yang negatif. Sebaliknya, jika kita menggunakan
kalimat positif, maka pikiran yang muncul adalah pikiran positif.
Kata-kata yang kita
ucapkan pada siswa akan membawa pengaruh besar bagi hidupnya. Setiap kata atau
kalimat yang terucap untuknya akan sekaligus membawa pesan tersirat tentang
dirinya. Tentang kemampuan yang ia punya, atau ketidak mampuannya. Ketika pesan
itu tersimpan dalam batinnya, lama kelamaan akan menjadi suatu pembenaran atas
setiap kegagalan yang dialaminya. Bahkan, seringkali kata negatif yang telah
terserap dalam alam bawah sadarnya, tetap masih bekerja, meskipun ia tidak
menyadarinya.
Ayah Edy, seorang praktisi
pendidikan anak dalam bukunya Ayah Edy Punya Cerita, menuliskan
penelitian yang dilakukan Douglas Bloch terhadap kekuatan kalimat positif.
Douglas mewancarai dua kelompok, yakni orang-orang yang sukses dan orang-orang
yang tinggal di penjara. Ternyata ada perbedaan besar sekali mengenai kata-kata
apa yang dulu sering mereka dengar dari orang tua mereka.
Inilah kata-kata yang dulu
sering didengar sebagian besar kelompok orang yang dipenjara. “Kamu memang anak
sialan, lihat saja nanti, kelak hidupmu akan berakhir di penjara!”
Sementara itu, inilah
kata-kata yang dulu sering didengar oleh kelompok orang-orang yang sukses.
Kalimat penghargaan, “Lihat, betapa bagusnya kamu melakukan itu.” Kalimat
penguatan, “Mama yakin, kamu akan mampu mengatasinya, tidak ada yang perlu
dikhawatirkan.”
Sungguh dahsyat efek
kalimat yang terucap bagi masa depan seorang anak. Jadi marilah kita ganti
kalimat-kalimat yang bernuansa negatif dengan kalimat positif.
Berikut adalah contoh
kalimat negatif yang mungkin sering kita dengar dari para guru. “Aduh, kamu
susah amat ya diajarinya?” coba ganti dengan, “Pak Guru yakin kamu sebenarnya
bisa mengerjakannya, hanya butuh waktu saja, Ayo dicoba lagi...”
“Kamu, kok sepertinya
tidak pernah dapat nilai bagus?” coba diganti dengan, “Pak Guru yakin, kalau
kamu mau, pasti kamu bisa meraih nilai labih baik dari yang sekarang kamu
dapat. Pak Guru tahu betul kok, kemampuan kamu.
“Gitu aja nggak bisa!”
bisa diganti dengan, “Yuk, kita coba lagi, kamu sudah hampir bisa lhoh...”
Selain guru di sekolah,
orang tua di rumah, juga bisa mengganti kalimat negatif yang biasa terucap
dengan kalimat positif. “Kamu memang anak yang suka bikin malu.” Coba ganti
dengan, “Sayang, setiap orang pernah berbuat salah. Mama yakin, kamu bisa
berubah, sejak kecil, kamu anak Mama yang selalu berperilaku baik.”
“Dasar pemalas!” coba
ganti dengan “Eh kamu tahu nggak, aslinya kamu dulu waktu masih kecil, rajin
sekali lhoh. Mama yakin, ini bukan kamu yang sesungguhnya. Ayo kita bereskan
tempat tidur.”
Perlu diingat, kalimat
mana yang kita pilih, maka masa depan itulah yang akan terjadi pada siswa kita
di sekolah. Demi mempersiapkan generasi emas, mulai hari ini marilah kita
biasakan mengucapkan kalimat-kalimat positif pada mereka setiap hari.