5 Kesalahan MC (Master of Ceremony) yang Sering Terjadi
MC (Master of Ceremony) atau biasa kita sebut pembawa acara, memegang peranan penting dalam suksesnya sebuah acara. Layaknya sebuah paduan suara, MC berperan menentukan ritme acara. Tak jarang kita sebagai guru, dalam banyak kesempatan ditugaskan sebagai MC.
Sebagian masyarakat menganggap guru merupakan figur yang dapat "berbicara" dihadapan publik. Oleh karena itu, meminimalisir kesalahan ketika menjadi MC, agaknya menjadi point tersendiri. Meskipun ketika bermasyarakat asas benar salah, terkadang sedikit dikesampingkan, pasalnya, mau dan berani berbicara di depan publik saja, kadang-kadang tidak setiap orang bisa.
Lain halnya ketika bertugas menjadi MC di hadapan kawan sendiri sesama guru. Atau bahkan di forum resmi kedinasan. Terlebih jika yang hadir adalah pejabat penting, tentu mau dan berani tampil saja tidak cukup. Kita harus susun acara berikut tata bahasa secara runtut dan benar, meminimalisir timbulnya kesalahan.
"Yang terhormat Camat ..."
"Yang terhormat Kapolsek ..."
"Yang terhormat Danramil ..."
Nah disini terkadang kata "terhormat" diulang beberapa kali. Padahal ter- berarti paling. Sehingga penggunaan "yang terhormat", disebutkan sekali saja, untuk yang paling tinggi kedudukannya dalam forum, yang lainnya kita sebut "yang kami hormati.".
Sehingga, kalimatnya menjadi seperti berikut:
"Yang terhormat Camat ..."
"Yang kami hormati Kapolsek ..."
"Yang kami hormati Danramil ..."
Jikalau keadaan yang memaksa seorang pembawa acara kesulitan menentukan mana yang ter-, maka sebut saja untuk semuanya "yang kami hormati".
Apa yang kurang pas? Tepat sekali, yang kurang pas, waktu dan tempat.
Waktu dan tempat tidak perlu dipersilakan, yang dipersilakan adalah orang yang akan memberikan sambutan. Sehingga bisa kita rubah dengan "Sambutan yang pertama dari Camat ..., untuk itu kepadanya kami persilakan!" Atau langsung sebut nama, "Sambutan yang pertama dari Camat ..., untuk itu kepada Bapak/Ibu ... kami persilakan!"
Jangan sampai nanti, seseorang yang kita harapkan memberikan sambutan, diam saja. Saat ditanya, kemudian yang bersangkutan jawab, "Kan yang dipersilakan adalah waktu dan tempat, bukan saya". kan repot.
Sebaiknya kita ganti saja keduanya dengan kata yang lain, atau tidak usah dipakai. Misal, langsung saja ucapkan, “Baiklah hadirin, mari kita mulai acara pertama, yaitu pembukaan …” atau “Hadirin yang berbahagia, mari kita awali acara kita dengan Basmalah”
Demikian kesalahan-kesalahan MC yang sering kita jumpai. Mudah-mudahan bisa kita hindari saat bertugas sebagai MC.
Sebagian masyarakat menganggap guru merupakan figur yang dapat "berbicara" dihadapan publik. Oleh karena itu, meminimalisir kesalahan ketika menjadi MC, agaknya menjadi point tersendiri. Meskipun ketika bermasyarakat asas benar salah, terkadang sedikit dikesampingkan, pasalnya, mau dan berani berbicara di depan publik saja, kadang-kadang tidak setiap orang bisa.
Lain halnya ketika bertugas menjadi MC di hadapan kawan sendiri sesama guru. Atau bahkan di forum resmi kedinasan. Terlebih jika yang hadir adalah pejabat penting, tentu mau dan berani tampil saja tidak cukup. Kita harus susun acara berikut tata bahasa secara runtut dan benar, meminimalisir timbulnya kesalahan.
5 Kesalahan MC/Pembawa Acara yang Sering Terjadi
Berikut akan saya rangkum setidaknya ada 5 kesalahan yang sering kita dengar dari MC.1. Yang terhormat
Pada saat membuka acara, MC akan menyebutkan siapa-siapa yang hadir. Sebagai contoh, dalam Kegiatan Malam Tirakatan HUT RI di Kecamatan. Hadir pada acara tersebut, Camat, Kapolsek, Danramil, Tamu undangan dll. Biasanya pembawa acara akan mengawali dengan menyebut:"Yang terhormat Camat ..."
"Yang terhormat Kapolsek ..."
"Yang terhormat Danramil ..."
Nah disini terkadang kata "terhormat" diulang beberapa kali. Padahal ter- berarti paling. Sehingga penggunaan "yang terhormat", disebutkan sekali saja, untuk yang paling tinggi kedudukannya dalam forum, yang lainnya kita sebut "yang kami hormati.".
Sehingga, kalimatnya menjadi seperti berikut:
"Yang terhormat Camat ..."
"Yang kami hormati Kapolsek ..."
"Yang kami hormati Danramil ..."
Jikalau keadaan yang memaksa seorang pembawa acara kesulitan menentukan mana yang ter-, maka sebut saja untuk semuanya "yang kami hormati".
2. Menginjak-injak
Ini juga seringkali kita dengar. "Menginjak acara yang pertama, pembukaann ... dst" Kata menginjak sebaiknya kita ganti dengan kata yang lain. Atau kita hilangkan, juga tidak apa-apa, toh tidak mengurangi esensinya. Kasihan kan, acaranya diinjak-injak.3. Waktu dan tempat kami persilahkan
Nah bagian ini juga, misal pada acara sambutan kita dengar MC ucapkan "Sambutan yang pertama dari Camat ..., untuk itu waktu dan tempat kami persilakan!"Apa yang kurang pas? Tepat sekali, yang kurang pas, waktu dan tempat.
Waktu dan tempat tidak perlu dipersilakan, yang dipersilakan adalah orang yang akan memberikan sambutan. Sehingga bisa kita rubah dengan "Sambutan yang pertama dari Camat ..., untuk itu kepadanya kami persilakan!" Atau langsung sebut nama, "Sambutan yang pertama dari Camat ..., untuk itu kepada Bapak/Ibu ... kami persilakan!"
Jangan sampai nanti, seseorang yang kita harapkan memberikan sambutan, diam saja. Saat ditanya, kemudian yang bersangkutan jawab, "Kan yang dipersilakan adalah waktu dan tempat, bukan saya". kan repot.
4. Silakan atau silahkan?
Penggunaan kedua kata tersebut, yakni silakan atau silahkan, persilakan atau persilahkan, mana yang baku? Banyak yang sudah memperbincangkan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang baku adalah persilakan (tanpa h). Untuk penggunaannya, tinggal luwesnya MC saja mau pilih silakan atau persilakan, dengan catatan tidak diberi imbuhan di-. Misal, "kepada Camat Kartasura kami persilakan!"5. Mempersingkat waktu
Yang ke-lima adalah "mempersingkat waktu". "Untuk mempersingkat waktu marilah kegiatan Rapat HUT RI ini kita buka, dst." Kalimat ini juga sering kita dengar. Padahal waktu tidak bisa dipersingkat. Bisakah diganti dengan menghemat waktu? Apakah bisa juga waktu dihemat?Sebaiknya kita ganti saja keduanya dengan kata yang lain, atau tidak usah dipakai. Misal, langsung saja ucapkan, “Baiklah hadirin, mari kita mulai acara pertama, yaitu pembukaan …” atau “Hadirin yang berbahagia, mari kita awali acara kita dengan Basmalah”
Demikian kesalahan-kesalahan MC yang sering kita jumpai. Mudah-mudahan bisa kita hindari saat bertugas sebagai MC.