Kesimpulan dan Refleksi Penerapan Budaya Positif di Sekolah

Kesimpulan 

Budaya positif di sekolah menjadi penting dalam keberlangsungan proses pendidikan di sekolah. Sebagai Calon Guru Penggerak dan saat ini dalam tugas keseharian saya sebagai kepala sekolah, saya memegang peran kunci dalam menciptakan budaya positif di sekolah. Dengan terwujudnya budaya positif, tujuan pendidikan seperti yang Ki Hadjar Dewantara (KHD) kemukakan dapat dimaksimalkan.


Tujuan pendidikan menurut KHD yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Fokus menebalkan laku siswa yang seharusnya, merupakan upaya guru dalam rangka menuntun mereka. Maka dalam kesehariannya siswa tidak hanya menghindari hukuman atau ingin memperoleh penghargaan ketika melakukan sesuatu akan tetapi menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya itu yang akan kita harapkan dari dari para siswa.

Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ juga bisa menempatkan diri kapan harus mengambil posisi sebagai penghukum, pembuat merasa bersalah, teman, pemantau, manajer dengan tujuan agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Menyepakati keyakinan  kelas, juga menerapka segitiga restitusi bagi mereka yang menyimpang dari perilaku yang seharusnya.

Refleksi

1. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, teori kontrol,  teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan?

Sejauh ini saya paham tentang konsep-konsep inti Budaya Positif. Terkait dengan apa itu disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi.

2. Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?

Setelah mempelajari modul Budaya Positif, upaya yang akan saya lakukan dalam upaya menciptakan budaya positif di sekolah adalah berupaya membagikan apa yang saya pahami kepada rekan-rekan guru di sekolah. Dengan harapan dapat diterapkan di kelas masing-masing. 

3. Pengalaman seperti apakah yang pernah Anda alami terkait penerapan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda?

Penerapan konsep-konsep inti dalam modul budaya positif di sekolah tentu tidak serta merta bisa direalisasikan bersamaan, tentu bertahap. Sejauh ini, pengalaman saya yang diterapkan di sekolah sebagian besar masih pemberian punishment and reward. Juga terkait dengan keyakinan kelas, saat ini masih menggunakan Tata Tertib Kelas. Mungkin akan kita kaji lebih dalam diawali dari teori kontrol, teori motivasi, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas.

4. Bagaimanakah perasaan Anda ketika mengalami hal-hal tersebut?

Perasaan saya ketika mengalami hal tersebut ada hal yang perlu ditingkatkan dari apa yang sudah ada. 

5. Menurut Anda, terkait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep tersebut, hal apa sajakah yang sudah baik? Adakah yang perlu diperbaiki?

Hukuman dan penghargaan akan kita upayakan bergeser ke motivasi yang ketiga, menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya itu yang akan kita harapkan dari dari para siswa. Tata tertib kelas, kita upayakan menjadi sebuah keyakinan kelas.

6. Sebelum mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid, berdasarkan 5 posisi kontrol, posisi manakah yang paling sering Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda saat itu? Setelah mempelajari modul ini,  posisi apa yang Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda sekarang? Apa perbedaannya? 

Berdasar 5 posisi control Penghukum, Pembuat Merasa Bersalah, Teman, Pemantau, Manajer, yang sering saya pakai adalah teman. Setelah mempelajari modul budaya positif ini, saya bergeser ke pemantau. 

7. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, tahap mana yang Anda praktekkan dan bagaimana Anda mempraktekkannya?

Sebelum mempelajari modul ini, saya belum pernah menerapkannya.
 
8. Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?

Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini ada hal-hal lain yang menurut saya penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah. Yakni mengelola emosi. Hal ini penting, karena guru dalam kesehariannya berinteraksi dengan berbagai macam karakter anak. Selain itu juga berinteraksi dengan rekan lain yang juga memiliki karakter yang tidak sama.  

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel